Gambar I.lustrasi : Hewan Kurban
Tidak ada kejadian di alam jagad ini kecuali ada maksudnya.
Setiap kejadian ada pelajaran atau hikmah yang dapat diambil untuk dijadikan sebagai
pedoman hidup. Begitu juga tentang ibadah kurban.
Sebelum diperintahkan ke Nabi Ibrahim AS, perintah berkurban sudah ada sejak jaman Nabi Adam. Hal ini dimuat dalam Al-Maidah ayat 27, “Ceritakanlah kepada mereka kisah dua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil):”Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kourban) dari orang-orang yang bertakwa”.
Sebelum diperintahkan ke Nabi Ibrahim AS, perintah berkurban sudah ada sejak jaman Nabi Adam. Hal ini dimuat dalam Al-Maidah ayat 27, “Ceritakanlah kepada mereka kisah dua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil):”Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kourban) dari orang-orang yang bertakwa”.
Perintah berkurban juga datang
pada nabi kelima, Ibrahim SAW. Pada usia ke-100 tahunnya, Ibrahim mendapat
mimpi yang datang dari Allah SWT untuk menyembelih Ismail, putra yang
kelahirannya sangat dinantikan. Mimpi seperti ini terjadi hingga tiga kali.
Dengan penuh ketakwaan, keduanya memenuhi perintah ini. Tentu saja Ismail tidak
pernah disembelih oleh ayahnya sendiri.
”Maka tatkala keduanya telah
berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah
kesabaran keduanya ). Lalu Kami panggil dia, ‘Wahai Ibrahim!’ sesungguhnya
engkau telah membenarkan mimpi itu…” (QS: As-Saffat ayat 103-104). Ketika pisau
telah diarahkan ke arah leher Ismail, lalu Allah SWT menggantikannya dengan
seekor domba yang besar.
Kisah dan sejarah tersebut yang
kini menjadi hikmah mengapa kita harus berkurban. Ketika keikhlasan Nabi
Ibrahim menjadi bukti ketakwaan kepada Allah SWT, maka itulah yang patut
menjadi contoh seluruh muslim dunia. Berikut adalah enam poin dari hikmah yang
dapat kita petik sebagai alasan menunaikan kurban:
Tanda Syukur
Pertama mengapa kita harus
berkurban? Karena kurban merupakan tanda syukur kepada Allah SWT. Manusia yang
dibei rizki lebih, hendaknya berbagi kepada sesama yang belum beruntung. Salah
satunya dengan membagikan daging kurban. Tidak semua orang mampu mengonsumsi
daging merah.
Menghidupkan Ajaran Nabi
Ibrahim
Kedua, menghidupkan ajaran Nabi
Ibrahim. Dalam kisahnya, Ibrahim dan Ismail ikhlas menjalankan apapun
perintah-Nya, sekalipun itu sulit diterima dengan akal sehat manusia.
Melepaskan Sifat Dunia
Ketiga, mengingatkan kita untuk
melepaskan sifat duniawi dan apa yang paling disuka. Karena selama
bertahun-tahun Nabi Ibrahim AS, menantikan kehadiran buah hati. Namun setelah
dikaruniai, justru Allah SWT menuliskan kisah lain. Hal ini mengingatkan kita
bahwa apapun yang ada pada kita hanyalah titipan-Nya dan suatu saat akan
kembali kepada-Nya lagi.
Tanda Taqwa
Keempat, kurban juga merupakan
tanda taqwa kepada-Nya. Kurban merupakan ibadah sunnah dari ranah sedekah. Maka
bagi yang telah mampu berkurban, sebaiknya menunaikannya.
Wujud Syukur atas Nikmat Allah
Dan yang terakhir atau keenam,
kurban merupakan wujud syukur atas nikmat yang didapat seperti yang telah
difirmankan dalam surat Al-Kautsar ayat 1-2: “Sesungguhnya Kami telah
memberikan kepadamu sebuah sungai di surga, maka dirikanlah shalat karena
Tuhamu dan berkurbanlah”.
Demikian informasi ini kami
bagikan. Semoga bermanfaat. Yuuuk berkurban !!!
0 Comments